Tawaf bukan sekadar berjalan mengelilingi Ka’bah. Tawaf adalah ibadah yang mencerminkan kesucian dan kehambaan tertinggi, bahkan menyerupai ibadah para malaikat di langit.
Rasulullah ﷺ pernah bertanya kepada para sahabat:
“Maukah kalian berdzikir sebagaimana dzikirnya para malaikat di sekitar Arsy?”
Lalu beliau mengajarkan dzikir:
“Subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil ‘azhim.”
Inilah dzikir utama saat tawaf, sebagaimana malaikat mengucapkannya tanpa henti di sekitar Arsy Allah. Karena itu, seorang Muslim ketika tawaf tidak boleh malas berdzikir. Jangan kalah semangat dari malaikat yang tak pernah lelah.
Tawaf kita hanya tujuh putaran, sementara malaikat bertawaf sepanjang waktu.
Jangan lalai. Jangan sibuk ngobrol. Apalagi marah-marah saat tersenggol atau keinjak. Bahkan saat fisik tersakiti, hati tetap tunduk dan khusyuk.
Ka’bah: Tempat Malaikat, Para Nabi, dan Makhluk Pilihan Allah
Syekh Muhammad Rasyid Ridha menyampaikan bahwa:
“Tempat tawaf di Baitullah adalah tempat Ruhul Amin (Jibril), para malaikat, para nabi, para syuhada, dan orang-orang shalih.”
Tempat yang dahulu dikelilingi para nabi, yang disinggahi Jibril dan malaikat, yang diisi dengan amal para siddiqin—maka bagaimana mungkin hati kita tidak tersentuh?
Bayangkan Anda sedang menginjak tempat:
- Para malaikat bertawaf
- Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad ﷺ berjalan penuh khusyuk
- Para sahabat menangis haru
Semua itu membangkitkan rasa haru, cinta, dan kebesaran jiwa.
Makna-Makna Hati yang Harus Hadir Saat Tawaf
Para ulama menjelaskan bahwa tawaf bukan sekadar gerakan fisik, melainkan ibadah hati yang sangat dalam. Di antara makna-makna yang wajib hadir dalam hati saat tawaf adalah:
1. Mahabbah dan Syauq – Cinta dan Rindu kepada Allah
“Hajinya seseorang, umrahnya seseorang, hakikatnya adalah mengelilingi rumah Allah yang dicintainya.”
Tawaf melambangkan kerinduan jiwa kepada Allah. Saat itu, seorang hamba mendekat kepada Tuhannya bukan lewat lisan semata, tapi juga lewat langkah-langkah penghambaan.
2. Takut akan Hisab dan Kerendahan Diri
Ketika mengelilingi Ka’bah, hendaknya kita mengingat:
- Bahwa kita akan mengelilingi mahkamah hisab di akhirat.
- Bahwa Ka’bah adalah lambang kebesaran Allah dan kehinaan hamba.
Maka hati ini harus dipenuhi rasa takut, harap, dan tunduk.
Ka’bah: Rumah Allah yang Disebut Langsung oleh-Nya
Salah satu keutamaan terbesar Ka’bah adalah:
Ka’bah disebut langsung oleh Allah sebagai “rumah-Ku.”
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan:
“Kalau seandainya tidak ada satu keutamaan pun pada Ka’bah, cukup sudah dengan kehormatan bahwa Allah menyandarkan Ka’bah sebagai ‘rumah-Ku’ dalam firman-Nya.”
Sebagaimana firman Allah:
“…dan sucikan rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf…”
(QS. Al-Hajj: 26)
Itu artinya, orang yang tawaf berada di tempat paling mulia, dalam ibadah paling istimewa, dengan kehadiran hati yang seutuhnya.
Kesimpulan
- Tawaf adalah ibadah hati yang menyerupai ibadah para malaikat.
- Dzikir saat tawaf adalah dzikir para malaikat di sekitar Arsy: “Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahil ‘azhim.”
- Ka’bah adalah tempat tawaf para nabi, para malaikat, dan manusia terbaik.
- Hadirkan dalam tawaf: rasa cinta kepada Allah, rindu, takut, dan kerendahan hati.
- Ka’bah disebut “rumah-Ku” oleh Allah, menjadikan tempat ini sebagai pusat hati umat Islam di seluruh dunia.
Semoga Allah memberikan kita taufik untuk merasakan hakikat ibadah tawaf—bukan hanya melangkah, tapi juga menyerahkan hati sepenuhnya kepada-Nya.