Asal Usul dan Makna Ihram Saat Umrah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabat, serta orang-orang yang mengikuti sunnah beliau hingga akhir zaman.
Jemaah yang dirahmati Allah, sebagai calon tamu-tamu Allah yang mulia, penting bagi kita memahami secara detail tata cara ihram, terutama ketika kita langsung menuju Makkah melalui Jeddah tanpa singgah di Madinah terlebih dahulu.
Kapan Harus Memulai Ihram?
Bagi Anda yang terbang langsung ke Jeddah, miqat atau batas dimulainya ihram adalah Yalamlam, yaitu wilayah yang dilewati pesawat kira-kira 30–20 menit sebelum mendarat.
Biasanya, pramugari akan mengumumkan waktu mendekati miqat. Saat itulah Anda harus bersiap—bagi laki-laki dengan mengenakan dua helai kain ihram, dan bagi perempuan cukup menutup aurat seperti biasa.
Tiga Amalan di Miqat
Saat tiba di miqat (dalam hal ini di udara, saat melewati Yalamlam), ada tiga amalan utama yang harus dilakukan:
- Niat
Niat memulai umrah wajib dilakukan di miqat, bukan di rumah atau bandara. Cukup dalam hati, tidak perlu dilafalkan. - Talbiyah
Setelah berniat, ucapkan:
“Labbaika Allahumma ‘umratan, laa riyaa’a fiha wa laa sum’ah.”
Bagi yang membadalkan umrah untuk orang lain (dengan syarat sudah pernah haji sebelumnya), ucapkan tambahan:
“Labbaika Allahumma ‘umratan ‘an (nama orang yang diwakili).” - Istirath (Syarat jika terhalang)
Tambahkan doa: “Allahumma mahillī haitsu habastanī.”
Artinya: “Ya Allah, tempat tahallulku adalah di mana Engkau menahanku.” Ini penting jika Anda mengalami kendala fisik atau kondisi yang membuat Anda tidak dapat menyelesaikan umrah.
Apa Itu Ihram dan Apa Saja yang Diharamkan?
Secara bahasa, ihram berarti pengharaman. Secara istilah, adalah niat memulai ibadah umrah yang dilakukan di miqat.
Setelah berihram, beberapa hal yang tadinya halal menjadi haram, seperti:
- Laki-laki tidak boleh memakai pakaian berjahit
- Tidak boleh memakai penutup kepala yang menempel langsung
- Tidak boleh menggunakan parfum
- Tidak boleh memotong kuku atau rambut
- Tidak boleh melakukan akad nikah
- Tidak boleh berburu
- Wanita tidak boleh memakai cadar yang melekat langsung di wajah, tapi boleh menggunakan kerudung dengan lapisan tambahan yang menutupi wajah (tidak menempel)
Empat Sunnah Sebelum Ihram
Meski tidak wajib, sangat dianjurkan melakukan empat sunnah ini sebelum berihram:
- Mandi ihram
Jika memungkinkan, lakukan sebelum berangkat atau di lounge bandara. Jika tidak, tidak mengapa. - Memotong kuku dan merapikan kumis
Lakukan ini agar tidak terganggu selama ihram. - Memakai parfum (khusus laki-laki)
Parfum boleh dipakai sebelum mengenakan ihram, dan hanya di badan, bukan di kain ihram. - Memakai kain ihram dengan cara yang benar (bagi laki-laki)
Dua helai kain: satu untuk bawah (disebut izar), satu untuk atas (rida’). Pastikan rapi dan tidak wangi.
Tips Praktis Ihram di Pesawat
- Sebelum naik pesawat, laki-laki disarankan memakai kain ihram bagian bawah dan baju longgar yang mudah dilepas.
- 30 menit sebelum miqat, pramugari akan mengumumkan, dan Anda bisa segera berganti ke kain ihram sepenuhnya.
- Pastikan dalaman sudah dilepas, terutama bagian yang tidak boleh digunakan saat ihram.
- Untuk wanita, gunakan kerudung yang longgar. Jika ingin menutupi wajah, bisa menggunakan cadar khusus yang menyatu dengan kerudung (tidak terpisah dari pakaian).
Jangan Lewatkan Miqat!
Kesalahan yang sering terjadi adalah menunda niat hingga mendarat di Jeddah. Padahal, miqat sudah terlewati di udara. Jika ini terjadi, maka Anda terkena dam (denda). Maka penting sekali memperhatikan waktu miqat di pesawat.
Penutup
Menunaikan umrah adalah ibadah agung yang membutuhkan persiapan fisik, mental, dan pengetahuan syar’i yang memadai. Jangan remehkan hal-hal mendasar seperti niat dan waktu ihram. Ketaatan pada detail ibadah adalah bentuk cinta kita kepada Allah dan bukti kesungguhan menunaikan panggilan-Nya.
Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, silakan bagikan kepada sesama calon jamaah. Atau tinggalkan komentar di bawah jika ada pertanyaan terkait manasik umrah.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Disarikan dari Kajian Manasik Haji bersama Ustadz Abu Haidar As-Sundawy.